PM Jepang Hentikan Pembangunan Pangkalan Militer AS di Okinawa
Starsmagz24.Net -- Pemerintah Jepang membangun pangkalan militer AS di Okinawa.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, sepakat menghentikan pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Pulau Okinawa.
Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai melalui mediasi Pengadilan, Pemerintah pusat Jepang harus menghentikan relokasi Pangkalan Militer AS sebagaimana diminta Pemerintah daerah Okinawa.
Semula, Pemerintah pusat ingin memindahkan pangkalan udara Futenma yang menampung kekuatan Angkatan Udara AS ke wilayah yang lebih sepi Penduduk.
Pengerjaannya pun telah dimulai dengan mereklamasi lahan dekat Kamp Schwab, Pangkalan Militer AS di Henoko, sebelah selatan Kota Nago, Okinawa.
Warga Okinawa menentang pembangunan pangkalan militer AS.
Setelah melalui Mediasi Pengadilan, Perdana Menteri Shinzo Abe pun mengatakan bakal Memerintahkan pengerjaan dihentikan.
Akan tetapi, rencana pemerintah untuk merelokasi Pangkalan Udara Futenma ke Henoko tidak bisa dihapus.
Amerika Serikat hingga saat ini menempatkan 26.000 Serdadu di sejumlah Pangkalan Militer di Okinawa. Hal ini merupakan bagian dari Perjanjian yang dibuat antara Pemerintah AS dan Jepang seusai Perang Dunia II.
Namun, keberadaan Militer AS di Okinawa selama berpuluh tahun membuat berang Warga setempat.
Amerika Serikat hingga saat ini menempatkan 26.000 Serdadu di sejumlah Pangkalan Militer di Okinawa. Hal ini merupakan bagian dari Perjanjian yang dibuat antara Pemerintah AS dan Jepang seusai Perang Dunia II.
Namun, keberadaan Militer AS di Okinawa selama berpuluh tahun membuat berang Warga setempat.
Penolakan makin kuat khususnya setelah Peristiwa Pemerkosaan seorang bocah Perempuan berusia 12 tahun oleh sejumlah Serdadu AS.
Selain itu, warga mengeluhkan dampak lingkungan dari Pangkalan-pangkalan Militer AS. [stmg24/eka]
Selain itu, warga mengeluhkan dampak lingkungan dari Pangkalan-pangkalan Militer AS. [stmg24/eka]
PM Jepang Hentikan Pembangunan Pangkalan Militer AS di Okinawa
Reviewed by Starsmagz2.Net
on
3:12:00 PM
Rating:
No comments: