Dugaan Korupsi dan Pencucian Uang 1 Malaysian Development Berhad (1MDB) Meluas

Starsmagz24.Net -- Penyelidikan dugaan korupsi dan pencucian uang di perusahaan investasi pemerintah 1 Malaysian Development Berhad (1MDB) meluas. Departemen
Kehakiman Amerika Serikat meminta Deutsche Bank AG dan JP Morgan Chase & Co memberikan rincian kesepakatan mereka dengan 1MDB.
"Pejabat Departemen Kehakiman Amerika Serikat juga pergi ke Kuala Lumpur untuk berbicara dengan para bankir senior serta orang-orang yang berkaitan dana negara tersebut," tulis kantor berita Reuters, mengutip tiga sumber yang dekat dengan masalah tersebut.
Menurut Reuters, JP Morgan dan Deutsche bukan target penyelidikan pada saat ini. Mereka hanya diminta memberikan rincian. Namun, kedua institusi keuangan itu menolak untuk berkomentar. Demikian pula Departemen Kehakiman.
Langkah ini menandai perkembangan terbaru dalam penyelidikan global di tiga benua atas dugaan korupsi di 1MDB, yang mana Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menjadi ketuanya.
Najib membantah telah melakukan kesalahan dan menyatakan tidak pernah mengambil dana tersebut demi keuntungan pribadi. Tapi media Amerika Serikat Wall Street Journal (WSJ) dan Australia, ABC, menurunkan laporan investigasi soal ke mana larinya dana dari akun pribadi Najib yang digunakan untuk menampung aliran transfer dari sejumlah donatur di Timur Tengah.
Sekretaris Kantor Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Tengku Sariffudin, menyebut WSJ berat sebelah dalam menuliskan laporan. "Laporan palsu itu menjadi dukungan terhadap kampanye anti-Najib yang dipimpin oleh Tun Mahathir," kata Sariffudin dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis.
Deutsche Bank adalah salah satu bank global yang bertransaksi dengan 1MDB. Mereka menyediakan pinjaman US$ 975 juta bagi 1MDB akhir 2014, yang telah dilunasi tahun lalu. Adapun JP Morgan biasanya bertindak sebagai bank kliring Amerika Serikat bagi para peminjam yang beroperasi di Malaysia.
Pemerintah Amerika Serikat juga sudah meninjau hubungan Goldman Sachs dengan 1MDB. Tim penyelidik dari unit khusus kleptokrasi internasional pada Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat memimpin penyelidikan tersebut.
Goldman bermasalah karena membantu 1MDB mengumpulkan dana melalui penawaran obligasi. Berkat bantuan Goldman, 1MDB meraup pinjaman sebesar 42 miliar ringgit, sebelum menjual aset-asetnya pada 2015 untuk membayar utang.
Beberapa bank internasional lain yang berurusan dengan 1MDB juga menghadapi pemeriksaan. Bank Sentral Singapura, misalnya, meminta institusi keuangan untuk memberikan rincian transaksi yang terkait dengan 1MDB.
Sementara itu, Kamis lalu, Jaksa Luksemburg meluncurkan penyelidikan terhadap 1MDB atas tuduhan pencucian uang senilai ratusan juta dolar. Namun, dalam rilis yang diterima Tempo, 1MDB menyatakan tidak pernah dihubungi oleh otoritas asing.
"1 MDB tidak pernah dihubungi oleh aparat hukum asing dalam urusan apapun terkait dengan perusahaan," kata 1MDB dalam satu pernyataan. [stmg24/ep]