Top Ad unit 728 × 90

recentposts

Ke Luar Negeri, Jokowi Bawa Pu­lang Oleh-oleh Kesepakatan Antarbisnis Capai 20,5 Miliar Dolar AS


Starsmagz24.Net -- Jakarta, Kun­jungan kenegaraan Pre­si­den Joko Widodo (Jokowi) se­lama lima hari ke empat ne­gara di Eropa, yaitu Jer­man, Inggris, Belgia, dan Be­landa, dinilai berhasil.

”Oleh-oleh” yang dibawa pu­lang Presiden Jokowi dari ha­sil ”blusukan” ke negara ma­ju itu di antaranya ada­lah kesepakatan antarbisnis (bu­siness to business/b to b) yang nilainya mencapai 20,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Kesepakatan yang dicapai selama kunjungan Jo­ko­wi ke empat negara di Eropa itu, seperti dikutip Antara, mem­buktikan kalangan du­nia usaha Eropa yang terga­bung dalam Uni Eropa mu­lai menaruh kepercayaan ter­hadap iklim investasi di In­donesia.

”Dua hal yang saya da­pat­kan dari kunjungan ini, per­tama, kepercayaan ka­lang­an bisnis negara-negara ter­sebut dan juga Uni Eropa ter­hadap perekonomian In­do­nesia,” kata Jokowi dalam jum­pa pers beberapa saat se­telah mendarat di Ban­dara Halim Per­da­na­kusuma, Minggu (24/4).

Kedua, berupa ”oleh-oleh” yang bukan bidang eko­nomi, tetapi juga sangat pen­ting, yakni kepercayaan ne­gara-negara Eropa atas pe­ran Indonesia dalam men­­cip­takan perdamaian me­la­lui Islam yang moderat.

”Saat ini nilai Islam yang da­mai, demokratis, moderat, toleran, telah menjadi aset diplomasi Indonesia di ma­ta dunia,” ujar Jokowi yang sebelumnya harus me­nempuh perjalanan selama 16 jam lebih dari Bandara In­ternasional Schipol, Ams­ter­dam, Belanda.

Dalam kunjungan ke empat negara tersebut, Jo­ko­wi lebih memfokuskan ker­ja sama dan komitmen pa­da satu sektor tertentu, se­hingga bentuk kerja sama bi­sa lebih terarah, sesuai de­ngan keunggulan yang di­mi­liki masing-masing ne­ga­ra.

Di Jerman, kerja sama le­bih difokuskan pada pe­la­tih­an dan pendidikan vokasi un­tuk menciptakan tenaga ker­ja yang terampil dan se­suai dengan kebutuhan agar Indonesia bisa lebih kompetitif.

Kelanjutan dari kun­jung­an Presiden Jokowi, Mei 2016, delegasi Jerman akan berkunjung ke Indonesia guna menindaklanjuti hasil kesepakatan yang telah dicapai Jokowi dengan Kan­se­lir Jerman Angela Merkel.

Di Inggris, fokus kerja sa­ma adalah bidang ekonomi kreatif dan kesepakatan kedua negara. Hal ini akan ditindaklanjuti oleh Badan Ekonomi Kreatif yang di­pimpin oleh Triawan Munaf.

Di London, Presiden berke­sem­patan menyaksikan kar­ya lima perancang asal Indonesia di sebuah pusat perbelanjaan besar, di pusat ibu kota Inggris.

Sementara itu di Brus­sels, Belgia, yang juga kantor pusat Uni Eropa, In­do­nesia tinggal melanjutkan negosiasi dari dokumen prin­sip dasar (scoping paper) atas kerja sama kemitraan eko­nomi secara komprehensif (comprehensive economic partnership agree­ment/ CEPA).

Pembahasan scoping papers yang akan menjadi dasar bagi negosiasi CEPA sempat terhenti bertahun-tahun dan akhirnya dapat diselesaikan.

Di antara serangkaian kunjungan tersebut, yang paling menarik dan menjadi perhatian publik adalah lawatan terakhir Presiden Jokowi ke Belanda guna meningkatkan kerja sama di bidang maritim dan pengelolaan air.

Menjadi perhatian bukan pada agenda bidang kerja sama yang

disepakati ataupun kemajuan yang telah dicapai, tapi lebih pada sejarah dan dinamika di balik hubungan dengan bekas negara penjajah itu.

Di Belanda itu pula, Presiden Jokowi dan rombongan mendapat sambutan paling meriah dari warga Indonesia yang bermukim di Negeri Kincir Angin atau masyarakat setempat yang mempunyai ketertarikan terhadap Indonesia. Berdasarkan sejarah saling kunjung kedua pemimpin, lawatan Jokowi ke Belanda adalah yang pertama sejak 16 tahun lalu.

Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Belanda dibatalkan pada saat-saat terakhir menjelang keberangkatan pada awal Oktober 2010 karena adanya ancaman dari aktivis Republik Maluku Selatan (RMS) yang menuntut agar SBY ditangkap oleh aparat setempat dengan tuduhan pelanggaran HAM.

Kebetulan, pada saat kedatangan SBY, di pengadilan Den Haag juga sedang digelar proses peradilan tuntutan RMS terhadap Pemerintah RI yang dianggap telah melanggar HAM di Maluku.

Keputusan Presiden SBY membatalkan kunjungan kenegaraan ke Belanda yang sudah dirancang sejak 2007 sangat mendadak dan mengejutkan karena terjadi pada detik-detik terakhir. Bahkan pesawat sudah siap berangkat dan seluruh rombongan sudah berada di dalam pesawat.

Dr Suryadi Sunuri, seorang peneliti dan dosen asal Indonesia di Universitas Leiden, menceritakan kekecewaannya atas pembatalan kunjungan presiden keenam RI itu.

”Walaupun jaminan keamaman sudah disampaikan secara resmi oleh Pemerintah Belanda, kunjungan SBY ke Negeri Kincir Angin tetap dibatalkan. Saya masih ingat betapa repotnya kami di Universiteit Leiden akibat pembatalan kunjungan Presiden SBY itu,” kata pria yang akrab disapa Ajo itu.

Suryadi melalui akun Facebook-nya mengatakan, kunjungan Jokowi ke Belanda, termasuk ke Universitas Leiden, tempat ia mengajar sejak lebih dari 15 tahun lalu, setidaknya bisa mengobati kekecewaannya dan ribuan masyarakat Indonesia yang bermukim di negara itu.

”Komunitas mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Universiteit Leiden menyambut Presiden Jokowi dengan antusias dan secara spontan menyanyikan lagu ‘Tanah Airku Indonesia’,” kata Suryadi.

Mengenai keberadaan RMS, Suryadi mengatakan, para aktivis dari Maluku yang menginginkan kemerdekaan Maluku Selatan sampai saat ini memang masih ada dan terus berjuang.

[sk/stmg24/ep]
Ke Luar Negeri, Jokowi Bawa Pu­lang Oleh-oleh Kesepakatan Antarbisnis Capai 20,5 Miliar Dolar AS Reviewed by Unknown on 1:11:00 AM Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Starsmagz24.Net © 2016
Powered by Blogger, Redesigned by RayTp

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.