RI-Filipina Terus Secara Intensif Upayakan Pembebasan Sandera 14 WNI
Starsmagz24.Net -- Jakarta, Pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi secara intensif dengan Pemerintah Filipina melalui Menlu Filipina Jose Rene D Almendras terkait pembebasan 14 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Komunikasi terakhir dengan Menlu Filipina dilakukan saat berada di Belanda, menjelang keberangkatan kembali ke Indonesia.
”Kita masih terus, walaupun kita jauh, kita di luar, tetapi dari waktu ke waktu saya terus memantau. Saya terus berkomunikasi,” kata Menlu RI Retno LP Marsudi akhir pekan lalu.
Dari komunikasi dengan Menlu Filipina diperoleh informasi, WNI yang disandera dalam kondisi baik. Namun, Menlu belum bisa memastikan kapan WNI tersebut bisa kembali ke Tanah Air. Ia hanya menekankan, pemerintah terus melakukan upaya intensif untuk mencari jalan keluar terbaik.
”Kita melakukan komunikasi secara intensif. Sekali lagi, dari hari H kita terus melakukan komunikasi dengan otoritas Filipina mengenai cara penyelesaian yang terbaik,” kata Retno menegaskan.
Sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, para sandera itu akan ditebus dengan uang dari perusahaan.
”Bukan kami, kita nggak bayar uang tebusan, tapi perusahaan,” kata Luhut yang memastikan, upaya itu bukan berarti menunjukkan sikap pemerintah lemah atau menyerah.
Konstitusi di Filipina memang tidak membolehkan ada operasi militer asing di sana. Langkah selanjutnya adalah menjaga pengamanan di sekitar wilayah perairan Indonesia dan Filipina.
Sepuluh WNI itu merupakan awak kapal tug boat Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 ton batu bara. Kapal tersebut milik PT Patria Maritime Lines, anak perusahaan PT United Tractors Pandu Engineering.
Kelompok Abu Sayyaf sebelumnya meminta tebusan 50 juta peso atau Rp15 miliar dan dibayarkan paling lambat pada 8 April 2016. Namun, hingga tenggat waktu lewat, belum ada informasi apakah tebusan sudah dibayarkan atau belum.
Sementara itu, empat WNI lainnya diculik saat dua kapal berbendera Indonesia diserang dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju ke Tarakan, Kalimantan Timur. Dua kapal yang diserang yaitu kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi.
Sementara itu, Pemerintah Filipina akan menurunkan tambahan batalyon tentara untuk memburu para penculik ABK asal Malaysia dan Indonesia yang diduga adalah kelompok Abu Sayyaf.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman setelah bertemu dengan Menlu Filipina Jose Rene D Almendras di Manila, Kamis lalu, seperti dikutip The Star, Sabtu (23/4).
Anifah mengatakan, militer Malaysia akan menambah pasukan di Jolo guna mencari ABK asal Malaysia. ”Mereka mengonfirmasikan pada saya bahwa warga Malaysia ada di Jolo dan terus bergerak. Mereka mengirim beberapa batalyon dan beberapa badan keamanan Filipina tengah berdiskusi soal operasi penyelamatan,” kata Anifah.
Anifah mengatakan, pihak Filipina tidak mengetahui apakah 4 ABK Malaysia dan 14 ABK asal Indonesia disekap di tempat yang sama oleh satu kelompok atau berada di daerah yang terpisah.
”Saya ingin ada jaminan dari Manila soal keamanan empat warga Malaysia yang harus dikedepankan dalam operasi penyelamatan,” kata Anifah.
Selain soal penculikan, Menlu Malaysia dan Menlu Filipina juga berbicara soal patroli bersama sepanjang laut Tawi Tawi dan Sabah. Manila menyarankan hanya ada satu pintu masuk dan keluar antara kedua perairan. ”Setiap pergerakan di luar wilayah itu dianggap ilegal,” kata Anifah.
Abu Sayyaf antara Maret dan April telah melakukan tiga kali penyerbuan ke kapal-kapal dagang. Sebanyak 14 ABK—14 dari Indonesia dan 4 dari Malaysia—disandera dan baru akan dibebaskan jika tuntutan sejumlah uang dibayarkan.
[sk/stmg24/ep]
RI-Filipina Terus Secara Intensif Upayakan Pembebasan Sandera 14 WNI
Reviewed by Unknown
on
1:27:00 AM
Rating:
No comments: