Kisah Inspiratif Kapolda Kalbar, Tahun 2014 Menyamar Demi Cegah Pungli Di Pontianak

Starsmagz24.net  --  Ini cerita dari Kapolda Kalbar saat baru menjabat jabatannya tahun 2014 silam, pada saat itu beliau menyamar sebagai warga sipil dengan sang istri yang menaiki motor. Kebetulan pos Lantas itu di dekat sebuah pasar. Hampir satu jam, ditemani istrinya dia berada di dekat pasar itu memperhatikan oknum polisi nakal.

Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto menceritakan saat itu beliau dengan sabar melihat polantas yang menanggkapi pengendara yang melanggar lalu lintas dan dihitung saat beliau menyamar ada 10 pengedara yang ditangkap polantas tersebut.



Stigma polisi lalu lintas yang kerap melakukan pungli membuat Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto tergerak. Saat baru menjabat sebagai Kepala Polda Kalimantan Barat, Juni 2014, Arief menyamar untuk melihat langsung kondisi di lapangan.

“Mereka tidak mengenali saya dan istri yang naik motor. Saya lihat hal ini di sebuah Pos Polisi di dekat pasar. Mereka tengah memungut bayaran tak resmi dari orang yang melakukan pelanggaran lalu lintas,” kata Arief, Minggu, 22 Februari 2015.

Arief mengatakan, sebagai kepala polisi daerah, dia harus melihat secara langsung kondisi di lapangan. Apa yang disampaikan bawahan, kata Arief, dijadikan bahan masukan. Tetapi Arief wajib melakukan verifikasi langsung terhadap semua informasi yang ada.

Secara langsung, Arief melihat polisi menangkap pengendara yang melanggar rambu larangan untuk berbelok arah. Tampaknya, kata Arief, mereka sengaja mencari warga yang melanggar lalu lintas. Pelanggar lantas dibawa ke Pos Polisi. Arief dan istri pun terus membuntuti hal ini.

Hampir satu jam Arief mengamati hal ini. Hingga akhirnya Arief mendatangi Pos Polisi tersebut. Sebagai pejabat baru dan mengenakan pakaian preman, Arief tidak serta merta dikenali. Bahkan, Arief nyaris diusir saat mendekati Pos Polisi tersebut.

“Saya marahi mereka. Terhitung sepuluh anggota yang ada di situ. Kemudian saya datangi warga tersebut. Warga itu tidak tahu kalau saya Kapolda. Para pelanggar menyatakan tidak tahu akan dijatuhi pelanggaran apa,” ungkapnya.

Arief menyampaikan kekecewaanya kepada para petugas kepolisian tersebut. Sebab, mereka seharusnya mereka bertindak sesuai dengan prosedur yang berlaku, serta bersikap jujur. “Berusaha mencari-cari kesalahan masyarakat sama dengan perbuatan tidak jujur. Mereka kaget, setelah saya mengenalkan diri sebagai Kapolda yang baru,” katanya.

Arief lantas menanyakan, apakah mereka rela citra Polisi sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat berubah menjadi musuh masyarakat. Arief pun mengajak mereka untuk mau berubah menjadi Polisi yang seutuhnya bagi warga Kalbar.


Sumber : nasional.tempo.co